Banyak orang menggunakan obat-obatan untuk mengurangi atau mengatasi gejala penyakit mental. Misalnya, mereka menggunakan obat-obatan euforia untuk meredakan depresi atau mengandalkan alkohol untuk mengurangi gejala kecemasan. Meskipun mungkin bukan teknik yang efektif, hal ini tampaknya cukup umum.
Namun, obat-obatan tidak hanya menutupi penyakit mental yang sederhana. Beberapa zat dapat menyebabkan gangguan berkembang. Alih-alih membawa kelegaan akibat masalah kesehatan mental yang sedang berlangsung, obat-obatan justru dapat menyebabkan masalah baru muncul. Berikut ini adalah beberapa masalah kesehatan mental yang dapat timbul pada orang yang menggunakan dan menyalahgunakan zat, serta informasi tentang cara efektif untuk menangani masalah ini.
Masalah yang Dapat Ditimbulkan oleh Obat-obatan
Gangguan penyalahgunaan zat, secara teori, dapat berhubungan dengan hampir semua jenis penyakit mental. Namun, menurut artikel dari Substance Abuse and Mental Health Services Administration, ada sembilan jenis penyakit mental yang para ahli yakini bisa berasal dari penggunaan obat-obatan.
Delirium adalah salah satu gangguan tersebut. Orang yang memiliki kondisi ini cenderung berganti-ganti keadaan mental dengan sangat cepat, dan mereka mungkin menunjukkan ketidakmampuan untuk mengingat detail serta memperhatikan peristiwa di sekitar mereka. Mereka mungkin terlihat marah dan mudah tersinggung, atau depresi dan apatis, dan mereka mungkin kesulitan untuk menjaga gerakan tangan dan kaki mereka tetap stabil. Orang-orang seperti ini bisa tampak gelisah, aneh, dan sulit dikendalikan atau diajak bicara.
Psikosis mirip dengan delirium, di mana orang yang mengalami kondisi ini juga terlihat gelisah dan tidak masuk akal. Mereka mungkin mengklaim mendengar suara yang tidak bisa didengar orang lain, atau tampak seolah-olah mereka melihat tempat dan wajah yang tidak bisa dilihat orang lain. Mereka bisa menjadi marah dan agresif, serta sulit untuk tetap tenang. Orang yang berada dalam keadaan psikotik bisa sangat berbahaya karena mereka tidak bisa diajak berdialog secara rasional.
Hallucinogen-persisting perceptual disorder mirip dengan psikosis, di mana orang yang mengalami gangguan ini sering mengalami halusinasi visual, seperti:
- Garis-garis warna
- Halo cahaya
- Jejak gerakan
- Objek mengambang dalam bidang penglihatan
Mereka mungkin bisa menjelaskan apa yang mereka lihat, dan meskipun mereka mungkin terganggu oleh penglihatan itu, mereka mungkin tidak terlihat kewalahan atau terguncang oleh perubahan sensasi tersebut. Perasaan tenang inilah yang membedakan gangguan ini dari psikosis.
Gangguan Amnesia Persisten Demensia Persisten Gangguan Suasana Hati Disfungsi Seksual Gangguan Tidur Gangguan Kecemasan
Gangguan Amnesia Persisten seringkali terjadi akibat penggunaan obat-obatan jangka panjang, dan bisa menyebabkan ketidakmampuan untuk menyimpan ingatan baru atau mengakses ingatan lama. Bagian otak yang mengontrol proses vital ini telah dirusak oleh obat-obatan, dan tingkat keparahan gangguan ini dapat bervariasi dari ringan hingga parah, tergantung pada jumlah kerusakan yang terjadi.
Mengapa Kondisi Ini Berkembang?
Seperti halnya semua gangguan ini berbeda satu sama lain, mereka juga muncul dengan cara yang berbeda, tergantung pada:
- Kesehatan keseluruhan orang yang menggunakan obat
- Zat yang dikonsumsi
- Jumlah obat yang dikonsumsi
- Lama kecanduan
Akibatnya, sangat sulit untuk membuat generalisasi tentang bagaimana semua gangguan ini muncul. Mereka bisa terlihat sangat berbeda pada dua orang yang berbeda.
Psikosis dan gangguan persepsi mungkin muncul pada orang yang menggunakan ganja, misalnya. Penelitian dari Bristol University di Inggris menunjukkan bahwa bahan aktif dalam ganja, THC, memiliki kemampuan untuk mengganggu jaringan kimia yang digunakan otak untuk menghubungkan satu sisi otak dengan yang lain. Ketika jalur ini terganggu atau tertunda, informasi dapat hilang atau terputus, dan hal ini bisa menghasilkan gejala yang mirip dengan halusinasi atau gangguan psikotik. Namun, pada saat yang sama, beberapa orang mungkin memiliki aktivitas otak kompensasi yang hanya menyebabkan psikosis sementara yang hilang setelah efek ganja memudar. Dua orang yang sama-sama menggunakan obat ini bisa memiliki gejala yang sangat berbeda.
Demikian pula, obat-obatan seperti kokain dan amfetamin telah dikaitkan dengan gangguan psikotik, tetapi gejala ini biasanya muncul ketika orang tersebut mengonsumsi obat dalam jumlah besar untuk jangka waktu yang lama. Beberapa orang yang bereksperimen sekali mungkin tidak memiliki gejala apa pun, sementara orang lain yang menggunakan obat selama bertahun-tahun mungkin mengalami gejala yang tidak pernah hilang.
Depresi juga tampaknya sangat terkait dengan jumlah obat yang dikonsumsi, terutama jika pengguna mengonsumsi obat euforia seperti heroin.
Tidak Pernah Bahagia Secara Alami
Zat ini menyebabkan otak melepaskan sinyal kesenangan yang berlebihan, dan seiring waktu, sel-sel otak bisa menjadi begitu kelelahan sehingga tidak lagi mampu menghasilkan zat kimia yang digunakan otak untuk menandakan momen bahagia. Orang-orang seperti ini mengalami kerusakan kimia yang sering kali menyebabkan depresi, dan hal ini sulit dihadapi.
Opsi Pengobatan
Karena penyakit mental ini bisa muncul dengan cara yang berbeda pada setiap orang, maka tidak mengherankan bahwa metode pengobatan yang digunakan juga sangat bervariasi. Misalnya, beberapa jenis gangguan yang terkait dengan penyalahgunaan obat cenderung hilang setelah zat penyebab dihentikan. Sebuah penelitian dalam jurnal Drugs & Aging menunjukkan bahwa demensia yang disebabkan oleh obat pada orang tua kadang-kadang bisa hilang secara spontan setelah mereka berhenti mengonsumsi obat-obatan. Dalam kasus seperti ini, tidak diperlukan terapi untuk gangguan mental. Orang tersebut hanya perlu berhenti menggunakan obat-obatan.
Di sisi lain, beberapa gangguan mental yang terkait dengan kecanduan bisa hilang ketika seseorang menjalani terapi intensif. Orang dengan insomnia, misalnya, bisa mendapatkan manfaat dari terapi yang mengajarkan cara mempersiapkan kamar tidur untuk tidur, dan membersihkan pikiran sebelum tidur. Sesi pelatihan tidur semacam ini sering kali melibatkan teknik kognitif-perilaku, dan bisa sangat efektif. Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Sleep: Journal of Sleep and Sleep Disorders Research, para ahli menemukan bahwa hanya dalam enam minggu terapi dapat memberikan bantuan yang signifikan.
Namun, beberapa jenis gangguan mental akibat kecanduan tidak dapat diatasi dengan terapi singkat. Beberapa orang perlu menjalani program perawatan selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk benar-benar memahami gangguan yang mereka alami dan perubahan yang perlu mereka lakukan. Orang dengan gangguan kecemasan, misalnya, mungkin perlu mengonsumsi obat untuk meredakan kegelisahan mereka, dan mereka mungkin perlu tetap dalam terapi untuk waktu yang lama hingga obat tersebut memberikan efek. Orang yang mengalami depresi mungkin perlu mengikuti jalur yang sama. Seperti halnya kecanduan yang membutuhkan waktu untuk berkembang, penyembuhan juga bisa memakan waktu lama. Pemulihan memang membutuhkan upaya pengobatan, tetapi penting untuk diingat bahwa penyembuhan membutuhkan waktu.
Pelajari Lebih Lanjut
Mempelajari tentang gangguan kesehatan mental bisa menjadi bagian penting dari proses pemulihan bagi keluarga yang terkena dampak kecanduan, tetapi terkadang lebih baik meminta bantuan ahli. Sulit untuk mendiagnosis penyakit mental tanpa pelatihan, dan sulit juga untuk mengetahui cara membantu jika masalahnya tidak jelas. Seorang ahli bisa memberikan diagnosis dan rencana pengobatan yang akurat, serta membimbing keluarga dalam langkah-langkah yang perlu diambil untuk memungkinkan proses penyembuhan.
Staf di program perawatan Foundations Recovery Network memiliki kualifikasi untuk memberikan perawatan dan keahlian pada tingkat ini. Silakan hubungi kami, dan koordinator pendaftaran kami dapat memberi tahu lebih lanjut tentang cara kerja proses pendaftaran. Kami akan membantu Anda menemukan fasilitas yang tepat untuk orang yang Anda cintai. Silakan hubungi kami. Kami akan dengan senang hati membantu.